Sunday, March 22, 2009

Nyanyian Bilou jadi Pendeteksi Tsunami


Suara "nyanyian" bilou (Hylobates klossii), sejenis kera endemik di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, secara turun temurun dipercayai warga lokal sebagai pertanda akan datangnya bencana. Fenomena ini bisa menjadi peringatan dini misalnya pertanda akan datangnya gelombang tsunami.

Program penyadaran kearifan lokal di Mentawai itu mulai disosialisasikan SurfAid Australia, sebuah LSM internasional peduli bencana sejak tahun 2007.

Dari pantauan SurfAid di sejumlah daerah di Kepulauan Mentawai diketahui masyarakat lokal telah memiliki kearifan lokal sistem deteksi dini bencana dari gejala alam sekitar yang didominasi hutan tropis. Masyarakat memercayai jika mendengar suara binatang itu dengan alunan bunyi tertentu maka dianggap sebagai pertanda akan ada bahaya.

Bilou adalah jenis kera unik menyerupai siamang endemik yang hanya dijumpai di Kepulauan Mentawai. Sekujur tubuh bilou dipenuhi rambut hitam dan di bagian mata berbulu putih. Sebagai primata endemik, bilou kemudian ditetapkan sebagai binatang dilindungi oleh Pemerintah indonesiamaupun dunia termasuk oleh masyarakat lokal Mentawa

selain untuk deteksi bencana, suara bilou juga pertanda dihentikannya kegiatan perburuan binatang di hutan Mentawai.Jika ada warga berburu lalu mendengar suara bilou, maka mereka harus menghentikan perburuan, karena jika dilanjutkan akan ada bahaya.makanya sejak turun temurun, masyarakat lokal mentawai dilarang berburu bilou

Mentawai termasuk daerah rawan tsunami saat ini. Dari pendataan SurfAid diketahui sekitar 16.000 warga Kepulauan Mentawai bermukim di kawasan pesisir yang rawan bencana tsunami.

sumber:kompas.com

5 comments:

  1. Memang masih lebih baik terlambat menyadari, daripada tidak sama sekali.
    Kalau seandainya teori darwin benar bahwa manusia berasal dari kera dan orang2 setuju dg teori tsb maka mungkin manusia akan lebih memperhatikan habitat bangsa kera, khan... nenek moyangnya. Jadi biar manusia tidak punah tentu dia akan menjaga habitat tsb dg sebenar-benarnya he.,he...

    ReplyDelete
  2. Memang masih lebih baik terlambat menyadari, daripada tidak sama sekali.
    Kalau seandainya teori darwin benar bahwa manusia berasal dari kera dan orang2 setuju dg teori tsb maka mungkin manusia akan lebih memperhatikan habitat bangsa kera, khan... nenek moyangnya. Jadi biar manusia tidak punah tentu dia akan menjaga habitat tsb dg sebenar-benarnya he.,he...

    ReplyDelete
  3. Makaseh sudi mampir di denaihati..salam kenalan.

    Arief, kera itu asalnya dari manusia yang melawan perintah Allah..bukannya manusia asalnya dari kera.

    ReplyDelete
  4. memang kalau mau peka dan belajar dengan alam dan satwa liarnya dapat memberikan manfaat bagi kita semua....ada kearifan lokal yang sebenarnya perlu untuk diperhatikan di manapun tempat di Indonesia.. Happy Blogging

    ReplyDelete
  5. Gambarnya itu loh yang gak naha,,

    Oh ya ada Award di blog aku tuh,,,,!!!!!!!!!!

    ReplyDelete

silahkan tinggalkan jejak disini