Sunday, March 1, 2009

Masih ada Cinta


Hari ini entah kenapa hatiku sungguh tak tenang. Wajah kekasihku itu selalu terbayang2. Ada apa gerangan yang terjadi dengannya. Kuraih ponsel diatas meja belajarku.
“aduh…gak ada pulsa lagi..”
terfikir olehku untuk memakai telfon rumah
“ah…tidak..tidak…ibu pasti marah besar kalau sampaii aku tahu pacaran dengan Rama”
segera ku raih tas dan mengeluarkan semua isi didalamnya. Buku, bolpoin, deary, bedak, sisir, dan….aku tersenyum saat aku menemukan apa yang ku cari sebuah dompet. Tak sabar ku pun segera membukanya.
“hah….hanya seribu rupiah?
Sungguh mengecewakan sekali….
Harapanku bisa menghubungi kekasihku tersa semakin berat. Namun aku tak kehilangan akal. Aku pun segera menuju kamar kakakku yang letaknya tepat didepan kamarku.
Ternyata kamar dalam keadaan kosong. Mungkin kakakku sedang keluar. Tapi justru itu merupakan kesempatan baik. Aku tersenyum seolah ada harapan baru untuk bisa menghubungi Vino. Segera ku jalankan misiku.
“maaf ya kak..”
seisi kamar sudah ku obrak-abrik. Di lemari, di tempat tidur, di rak buku. Namun tidak ada tanda2 aku menemukan apa yang kucari. Sebuah lagu “aku pasti kembalinya pasto” tiba saja terdengar dari sebuah tas yang bergantung di dinding.
aku pun segera meraih tas tersebut dan merogoh isinya tuk mengambil pons yang sedari tadi ku cari.
“ kenapa gak dari tadi kamu bunyi..aku kan gak perlu capek2 nyari kamu”
namun tak beberapa lama lagu “aku pasti kembalinya pasto” pun berhenti. Tak peduli siapa yang telfon. Yang jelas aku segera menekan nomor ponsel kekasihku. Beberapa detik kemudian. Sebuah suara dari seorang yang amat kurindukan pun terdengar.
“hallo. Siapa ini?
“ini aku Lexa”
“FALEXA?” tiba2 saja suara Vino terdengar kaget dan putus…..
“hallo..hallo Vino…
aneh sekali kenapa tiba2 Vino memutuskan telfonnya. Padahal vino tak pernah melakukan itu sebelumnya. Hatiku semakin tak karuan. Ada apa dengan Vino?
“Lexa?”
“kakak”
wajah kakak terlihat sangat marah saat ia tahu bahwa aku memakai ponselnya
“Vino kan? Tanya kakak seraya mengambil ponsel itu dari tangan ku
“berkali2 kakak bilang mendingan kamu itu pacaran sama Ardy, bukan Vino kamu bandel banget seh”
“ orang aku gak cinta ma dia”
“ih…mata kamu emang udah dibutakan oleh cinta ya? Udah tahu Ardy itu ganteng, pinter, kaya lagi….dibandingin Vino mereka itu kayak langit dan bumi tau…”
“ Ardy lagi ardy lagi bosen dengernya”
aku pun segera meninggakalkan kamar kakak seba aku sangat muak jika nama Ardy disebut2 didepanku apalagi di dibandig2kan dengan Vino.
Sungguh menyebalkan…
Kenapa sih seisi rumah ini pada pingin aku sama Ardy?
Vino juga kenapa dia tiba2 aja nutup telfonnya?
Hari ini aku benar2 pusing…
Aku membaringkan tubuhku diatas tempat tidur dan menutup mataku mencoba melupakan semua yang sudah terjadi.
Keesokan harinya..
Karena kau penasaran dengan apa yang terjadi dengan Vino aku pun berencana menemuinya dirumah. Setelah selesai mandi dan sedikit berdandan. Maklum mau ketemu pacar.
“lexa…mau kemana?
Aku kaget sekali ketika melihat sosok ibu sudah berada didepan kamarku. Bias kacau ih rencanaku buat ketemu sama Vino.
“hm…main kerumah temen bu”
sedikit berbohong demi cinta tak apalah..
“sama nak Ardy ya..?
“Ardy?
“iya…dia udah nunggu tuh..” jawab ibu seraya membalikkan badan dan pergi
ngapain Ardy kesini?
Karena penasaran akupun segera menuju ruang tamu. Disana telah duduk sesosok yang laki2 yang paling ku benci sedanng asyik ngobrol dengan ayah.
“cari perhatian banget…”
Tapi ada untungnya juga Ardy kesini. Aku kan bisa ngirit ongkos buat nemuin Vino. Lagi pula jika sampai ortuku tahu aku pergi hanya untuk menemui Vino bisa kacau. Jadi aku harus bisa memanfaatkan Ardy.
“Lexa…”
ternyata pemuda berkacamata yang menyebut dirinya bernama Ardy. Ia pun berdiri dari tempat duduknya. Aku segera melangkahkan kakiku untuk mendekatinya.
“Yah..lexa pergi dulu ya?” pamitu pada papa. Papa hanya mengangguk dna tersenyum
“hati-hati” pesan papa
aku pun segera meraih tangan Ardy meninggalkan ruang tamu menuju mobil milik Ardy yang terparkir didepan rumahku.
“Tunggu kita mau kemana lexa?”
“Udah..jalan aja ntar juga tau”
Selama perjalanan entah kenapa hatiku resah sekali. Seolah2 akan terjadi sesuatu yang buruk nanti.
“Kita mau kemana sih..?”
“Ke tempat Vino”
spontan Ardy pun menghentikan mobilnya.Hingga membuatku hamper tersungkur.
“Apa-apaan sih Dy?”
“Ke tempat Vino?” Tanyanya penasaran.
Aku hanya mengangguk
Ardy pun lekas meluncur ketempat Vino tanpa berbicara sepatah kata pun.
Sesampainya di depan rumah Vino.Tiba2 saja mataku tercengan menyaksikan sebuah tulisan:
“Selamat Menempuh Hidup Baru”
Vino adalah anak satu2nya dikeluarnya. Lalu pesta pernikahan siapa ini?
Apa mungkin?....
Tidak..Tidak..aku segera mengusir kecurigaanku terhadap Vino. Karena amat penasaran akupun segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumah Vino. Ternyata didalam telah ramai banyak orang. Disekeliling rumah nampak bunga2 ditata dengan ramai. Layaknya sebuah pesta pernikahan mewah.
Aku masih terus masuk kedalam rumah mencari sesosok pemuda yang ku cintai.
Dan…Tiba-tiba mataku tertuju pada seorang pemuda berbaju adat pengantin jawa sedang berdiri disebuah pelaminan denagn seorang perempuan cantik. Mereka nampak asyik berfoto. Aku mencoba mengamatinya. Aku melangkahkan kakiku lebih dekat padanya. Tepat didepannya aku menatapnya seolah tak percaya.
“Vino?...”
nafasku terasa sesak. Dan aku tak bisa menahan tangisku. Kala aku tahu bahhwa yang didepanku benar adalh vino kekasihku. Dab sejenak ku melirik perempuan disampingnya.
“Rasti”
air mataku semakin deras mengalir. Ahtiku sanggat hancur. Vino dan Rasty sahabatku sendiri mengkhianatiku. Tak kuasa menahan semua luka yang mereka buat aku pun segera berlari meninggalkan mereka.
Sebuah tubuh tiba2 saja menabrakku. Dan spontan kuarahkan pandangan mataku padanya.
“Ardy”
Ardy segera memelukku. Terasa damai dalam pelukannya. Belainnya pun membuat hatiku tenang. Ardy pun segera menuntunku pulang.
Hatiku benar2 hancur. Aku tak percaya 2 orang yang sangat ku sayangi tega mengkhianatiku. Cinta memang benar2 kejam pertama kali jatuh cinta. Aku telah disakiti. Padahal aku dan Vino sudah berpacaran hampir 3 tahun. Namun bukan berakhir bahagia malah berakhir dengan derita.
“ tak perlu ada yang disesali toh masih ada cinta yang sedang menantimu”
Aku menatap mata Ardy dalam2. Aku merasakan ada cinta yang tulus darinya.
Aku pun tersenyum padanya.Dan dia pun membalas senyum.
“Ternyata Ardy manis juga kalo senyum..”
kenapa baru nyadar sekarang? hm........................

2 comments:

  1. Menurut saya cinta itu adalah:
    1.
    2.
    3.
    4.Cinta berarti menerima kelebihan dan kekurangan dengan apa adanya.
    5.Cinta adalah pengorbanan, rela melakukan segalanya untuk membuat dia bahagia, bahkan ketika dia memutuskan kita untuk menikah dengan orang lain.
    6.Cinta bukan berarti harus memiliki.
    nomer satu sampai 3 belum ketemu jawabannya.

    selamat ngeblog ria
    http://ericjogja.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. cinta
    pertama kali terucap dibibir ini, kuat sekali tuk dirasakan, namun sulit tuk di ungkapkan.

    kadang tertutup keegoan dan juga ke amarahan. sampai suatu ketika, saat kau buka hati ini dengan ketulusan cintamu.

    cinta tidak buta, namun juga tidak bisa melihat

    cinta adalah cahaya,
    cahaya yang menerangi hati setiap manusia, yang menuntunnya pada kejujuran serta pengorbanan.


    hehehhe......
    sory ndalil...
    salam orb

    ReplyDelete

silahkan tinggalkan jejak disini